Rabu, 18 Maret 2009

MEMBEDAH RAHASIA BISNIS KURSUS KUMON


Orang tua mana yang tak sayang anak ? Apalagi kalau menyangkut pendidikan, mereka akan memberikan yang terbaik bagi generasi penerusnya. Tak hanya pendidikan formal saja, segala macam kursus akan mereka coba asal putrra-putrinya bisa berkembang menjadi lebih baik. Meskipun untuk itu, mereka harus rela merogoh koceknya dalam-dalam. Dan Kumon menjadi kursus yang paling diburu saat ini. Bayangkan, pengikutnya mencapai 47.000 hanya untuk daerah Jabodetabek, Surabaya, Bandung dan Medan. Padahal jika dilirik biayanya hanya kalangan berduit saja yang sanggup mengikutinya hingga tuntas. Bagaimana bisnis pendidikan ini mampu memikat banyak orang???

Sebelum tahun 1999 Kursus Kumon menggunakan Dolar sebagai biaya kursusnya. Namun setelah tahun tersebut pembayarannya diganti menggunakan Rupiah. Frekuensi pertemuannya diatur satu minggu 2x dengan rentang waktu kursus 1 – 2 jam. Perkembangannya sampai saat ini tidak secara tiba-tiba. Ia sudah hadir sejak tahun 1991 silam. Sistem pembelajarannya diciptakan sedemikian rupa agar anak dapat belajar secara mandiri dengan cara membaca petunjuk dan contoh soal pada lembar kerja. Lalu berpikir dan mengerjakan soal dengan kemampuannya sendiri. Pelajaran dan bimbingan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak, bukan berdasarkan tingkatan kelas atau usia si anak. Sementara rangkaian soal pada lembar kerja kumon tersusun secara “small steps” sehingga dapat leluasa disesuaikan dengan kemampuan belajar anak. Awalnya kursus ini didirikan bagi orang Jepang yang tinggal di Indonesia. Karena banyak diantara mereka yang telah mengikuti kelas kumon disana Lalu karena mereka pindah di Indonesia maka mereka melanjutkan studi kumonnya di Indonesia. Dan pada tahun 1993 kursus ini sudah di franchise-kan.

Ramainya orang yang berbondong-bondong mendaftarkan anaknya untuk mengikuti les Kumon, menurut pengamat marketing Kafi Kurnia, lebih karena kemampuan kumon sendiri dalam membuktikan kualitasnya selama bertahun-tahun sehingga mampu memberikan hasil yang memuaskan bagi para pelanggannya. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, anak yang masuk kursus Kumon tak bisa instant. Artinya, mereka harus menempuh waktu minimal 3 tahun atau sampai dengan lima tahun. Hal ini praktis membuat orang tua yakin bahwa tempat anaknya menimba ilmu memang kredibel. Contoh yang paling mudah untuk melihat kualitas lembaga pendidikan adalah dengan melihat hasil bimbingannya. Di Kumon, banyak anak SD yang mampu menyelesaikan soal-soal SMA. Inilah yang menjadi daya tarik Kumon dibandingkan tempat kursus pelajaran sejenis. Artinya, Kumon dapat menciptakan tren baru dalam bisnis pendidikan.

Menurutnya pula, bisnis Kumon tak bisa lepas dari pengaruh prospek bisnis pendidikan yang semakin bagus. Ada 2 hal yang selalu booming dalam bisnis pendidikan. Yang pertama bisnis pendidikan yang berbasis pada perbaikan nilai sekolah, contohnya antara lain les mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, Fisika atau les UMPTN agar bisa melanjutkan ke perguruan tinggi negeri. Yang mana Kumon termasuk didalamnya. Kedua, bisnis pendidikan yang bertujuan menambah skill misalnya kursus computer dan sebagainya.

Setiap orang tua pasti akan memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, apalagi yang menyangkut masalah pendidikan. Jadi jangan heran meskipun biayanya mahal tetapi orang tua akan memprioritaskan hal ini sebagai kebutuhan kedua setelah kebutuhan primer. Apalagi untuk orang yang berduit, masalah keuangan tentu tak menjadi beban. Namun, hal demikian diingatkan oleh pengamat pendidikan Seto Mulyadi, agar orang tua seyogyanya tidak menggunakan anak sebagai alat untuk mecapai ambisi. Apalagi sekedar pamer gengsi. Sebab, justru banyak anak yang akan tertekan karenanya. Lalu Kafi Kurnia menambahkan, bahwa yang paling mendasar adalah factor manusianya. Artinya, betapapun bagusnya system pendidikan iutu tetapi jika si guru atau pengajar yang memilki persinggungan kuat dengan anak didik ternyata tak mampu memberikan materinya dengan baik, maka akan membuat sistem tersebut tidak berjlan. Dan jika sistemnya tidak berjalan, mana mungkin lembaga pendidikan itu akan maju. Karena pasti para orang tua akan enggan memasuki anaknya disana.Dan menurut pengamat lain, Roy Goni, adalah masalah kesiapan si lembaga pendidikan dalam membangun bisnisnya. Misalnya, jika system franchise atau cabang digunakan maka standar mutu antar tempat pendidikan yang satu harus sama dengan tempat pendidikan yang lain. Agar hasil yang dirasakan masyarakat juga sama.

TIPS: Yang Pertama Harus Dilakukan Saat Membuka Bisnis Pendidikan

Untuk membuka sebuah lembaga pendidikan tentu tidak gampang. Sebab, meskipun ada modal tetapi kualitas pengetahuan sang pengelola tetap menjadi yang utama. Oleh karenanya bagi yang ingin membuka tempat pendidikan harus melakukan beberapa persiapan anatar lain:

1. Tumbuhkan Idealisme dalam hati.
Meskipun pendidikan sudah masuk dala suatu industri tetapi sang pengelola harus tetep memilki misi sosial terhadap kemajuan pendidikan bangsa sehingga nantinya pendidikan tidak dijadikan sebagai alat eksploitasi belaka.

2. Perhatikan tren.
Kemajuan dunia pendidikan selalu beriringan dengan tren industri dunia lannya. Untuk itu, seorang yang ingin mendirikan sebuah lembaga pendidikan harus pintar menemukan celah mana yang paling menguntungkan dan menjadi pioneer dalam bidang tersebut. Misalnya saja pada zaman globalisasi semua orang melihat kemampuan bahasa internasional sangat penting. Maka banyak pelaku pendidikan yang menempatkan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar dalam setiap pelajaran.

3. Memilki keunikan dibandingkan tempat lain.
Meskipun banyak lembaga pendidikan yang tumbuh di lapangan tetapi setiap orang harus memilki ke-khas-an. Apa yang membuat bisa berbeda dibandingkan tempat yang lain. Inilah yang nantinya akan menjadi core competency.
4. Menentukan segmen pasar mana yang paling bagus dan masuk akal.
Anda harus pandai menentukan siapa target market yang akan dibidik. Tetapi untuk pendidikan meskipun semua segmen memilki kekurangan atau kelebihan tetapi hendaknya segmen marketnya adalah mereka yang memilki buying power yang bagus terutama kalangan menengah keatas.

Untuk mampu mengolah bisnis pendidikan dengan kokoh maka dalam pengelolaannya harus didahului dengan pengenalan yang intens terhadap lembaga pendidikan, sehingga dapat menbuktikan bahwa lembaga pendidikanyang dimilikinya memang bagus dan berkualitas. Juga harus rajin merangkai jaringan bisnis.






Tabloid Peluang Usaha
No.10/Thn2/29 Jan-11 Feb 2007

6 komentar:

  1. mohon.. dibedah lebih lanjut lagi mengenai peluang bisnis kursus kumon

    BalasHapus
  2. Ibu, sebaiknya hati-hati karena orang2 yg ada di kantor pusatnya tidak mau bekerjasama dengan baik, nanti kalau ada masalah, Ibu akan terasa, mrk hanya mengutamakan pemasukan dibanding mutu, banyak kecurangan di lapangan dibiarkan aja, saya yakin brand ini akan hancur di tahun 2016

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang udah 2016... Kumon masih jaya...

      Hapus
    2. Skrg 2019, habis selesai pemilu. Kumon tambah banyak.

      Hapus
  3. Ini ud 2018 kok Kumon masih Jalan.. ?

    BalasHapus
  4. Karena usaha pendidikan menurut saya tidak akan pernah mati sampai kapanpun. Pasang surut pasti dalam suatu usaha. Apalagi jika hal itu berhubungan dengan matematika, yang merupakan ilmu dasar dari segala ilmu. Pasti akan terus hidup. Itu menurut saya.

    BalasHapus